Tausiyah Al-Habib Ali bin Hasan Al-Bahar dalam acara Himpunan Maula Aidid tanggal 19 Juni 2011 di Tebet, Jakarta Selatan.
Kenapa percaya kepada hari akhir menjadi penting. Stephen Hawking, ahli
fisika, bulan yang lalu diliput di media dunia termasuk di Indonesia,
pernyataannya dalam salah satu wawancara, ditanya, anda percaya tidak
dengan Neraka dan Syurga ?, " tidak ", jawabnya, " tidak ada Surga dan
Neraka, Surga dan Neraka buatan orang-orang yang takut akan kematian,
orang-orang yang takut dengan kegelapan kematian. Manusia itu hanya
seperti komponen komputer, kalau sudah mati, habis. Saya tidak takut
mati tapi juga waktu yang sama saya tidak buru-buru mau mati, saya
pernah di vonis oleh dokter saya 49 tahun yang lalu penyakit yang
menimpa saya itu berumur beberapa waktu, tapi sekarang saya masih hidup
". Stephen Hawking samakan otak manusia sama dengan komponen komputer,
kalau sudah mati yang sudah.
Keyakinan tidak ada hari
akhir, tidak ada surga tidak ada Neraka manusia seperti komponen
komputer, kalau sudah mati tidak ada lagi kelanjutannya, kepercayaan
seperti ini kalau menurut Ilmu fisika tidak salah, karena fisika itu,
hanya mengatakan sesuatu yang fisik dan kelihatan. Manusia bukan hanya
fisik, manusia ada yang dalam bahasa agama itu disebut Ruh.
" Mereka
bertanya kepada Engkau tentang ruh. Katakanlah (wahai Muhammad) bahwa
ruh itu adalah urusan Tuhanku, dan kamu tiada diberikan pengetahuan
mengenainya melainkan sedikit sekali ". (Al-Isyra'-85).
Manusia Cuma seperti komponen komputer kata mereka dan ternyata
pendapat seperti itu bukan modern ini tapi kuno, kalau ada orang tidak
percaya akan hari akhir, hari kebangkitan, pendapat ini bukan modern,
tapi kuno cuma dimodifikasi.
Keyakinan seperti ini sudah
dipatahkan oleh ayat-ayat Al-Qur'an termasuk diantara surat Yaasiin ayat
78-79 . Dalam ayat tersebut dari beberapa kitab tafsir dijelaskan
asbabun nuzul ayat 78, kepada manusia yang memberikan contoh kepada kami
tetapi dia lupa akan penciptaan dia. Ada orang kafir Quraisy yang tidak
percaya dengan hari akhir dan hari kebangkitan lalu dia dengan
kawan-kawannya datang kepada Nabi Muhammad SAW , ada riwayat mengatakan
Nabi Muhammad ditarik di ajak ke kuburan kemudian dia gali kuburan
tersebut mereka ambil sisa tulang belulang yang sudah rapuh " Hai
Muhammad siapa yang bisa menghidupkan tulang belulang yang sudah rapuh
ini " ( ayat 78 )
Dalam ayat 79 " Katakan wahai Muhammad yang akan mengembalikannya yang menciptakan pertama kali " .
Kepercayaan tidak ada hari akhir adalah kepercayaan kuno, kalau
sekarang dimunculkan lagi berarti kuno yang dimodifikasi. Begitu juga
dengan hari akhir. Ada manusia memukul satu orang atau memukul manusia
lain, kemudian ada singa menerkam rusa, yang diadili siapa ?, manusia
atau singa. Singa menerkam rusa tidak diadili, tapi kalau manusia
menerkam manusia, mana yang diadili, mana yang kena hukum, mana yang
kena aturan. Kalau manusia tidak mau ada aturan berarti dia akan
menjadikan kehidupan manusia seperti binatang. Kenapa keyakinan menolak
hari akhir di dominisasi oleh mereka-mereka yang di Eropa dan di
negara-negara maju, karena mereka ingin lepas dari tanggung jawab,
mereka sudah menjajah, mereka tidak merasa berdosa, mereka sudah
menjajah, mereka sudah menghabiskan kekayaan negara-negara yang disebut
dunia ketiga, negara terkebelakang, negara berkembang dan macam-macam
mereka tidak berasa berdosa, karena komponen komputer sudah mati. Tidak
percaya dengan hari akhir ternyata itu adalah salah satu sebab kenapa
hari sekarang banyak penganiayaan. banyak terjadi kezholiman. Kalau
singa tidak di hukum karena memang ia binatang. Tapi kalau manusia tidak
di hukum dan tidak mau di hukum, berarti dia binatang. Kita orang yang
beragama percaya di dunia ini banyak orang yang kesulitan, banyak orang
yang di injak-injak, banyak orang yang dihilangkan haknya, kapan dia
akan bisa mengembalikan haknya, kapan dia bisa mendapatkan ganjaran dari
kesabarannya, dari ketabahannya, kapan dia akan mengembalikan itu,
kapan dia akan mendapatkan itu, dia sudah di injak-injak.
Pengadilan di dunia ada 3 macam :
1. Pengadilan Konvensional.
Pengadilan yang seperti kita lihat sekarang, banyak orang yang belum
merasakan keadilan, bahkan masuk kepengadilan rasa keadilannya terusik
dan hilang rasa keadilannya.
2. Pengadilan atas hasil dari perbuatan kita sendiri.
Kita banyak makan gula, ada pengadilannya disitu, banyak makan
kambing, ada pengadilannya disitu, pengadilan hasil dari perbuatan.
Banyak merokok ada hasilnya, kalau bawa mobil terlalu ngebut ada
hasilnya. Itu namanya Pengadilan atas hasil perbuatan sendiri.
Pengadilan di dunia lebih jujur dari yang pertama, hasil dari perbuatan
kelihatan.
3. Pengadilan Hati Nurani.
Didalam tubuh kita
ada pengadilan, namanya Pengadilan hati Nurani. Ketika seorang berdusta
semua orang tidak tahu, tapi dia mengaku saya bohong, dan pengadilan
inipun paling jujur tapi banyak orang mematikan hati nuraninya, sehingga
terlalu sering dia mematikan dan melanggar hati nuraninya. Akhirnya
sebagaimana yang disebut dalam Al-Qur'an surat Al-A'raf ayat 179,
hatinya tidak hidup lagi akhirnya pengadilan yang semestinya tidak usah
jauh-jauh kemana-mana sudah ada pengadilan didalam tapi dimatikan oleh
dia. Sehingga Nabi Muhammad SAW ketika ada salah seorang sahabat
bertanya dia sudah tahu itu adalah dosa, dia bertanya " Wahai Rasulullah
apakah ini saya salah, ini berdosa ?". Nabi Muhammad SAW melihat beliau
kemudian Nabi SAW mengatakan : " Tanya hatimu ". Mungkin kalau
dimasukkan ke pengadilan dia benar, pengadilan yang pertama dia benar
tapi dia membohongi dirinya. Pengadilan yang paling pasti yang tidak
mungkin melenceng, hanya pengadilan nanti di hari akhir. Siapa yang
tidak percaya dengan hari akhir langsung tidak langsung, sadar atau
tidak sadar berarti dia menjadikan kehidupan ini seperti rimba. Yang
menjadi rusa dia korban terus dia tidak punya hak. Allah SWT didalam
Al-Qur'an berkali-kali berbicara tentang hari akhir. " Apakah kamu
menganggap bahwa kami menciptakan kamu main-main dan kamu semuanya tidak
akan dikembalikan ?" (Al-Mu'minun ayat 115). Kalau pakai ilmu fisika
berantakan, karena manusia bukan cuma fisik, manusia memiliki lain dari
fisik, buktinya komponen komputer tidak bisa senyum , tidak bisa sedih,
karena dibuat, tapi kalau manusia ada ruh, yang ada pada manusia dan
percaya kepada hari akhir itu tidak bisa menggunakan ilmu fisika
mentah-mentah. Memang ternyata keyakinan itu disenangi oleh
mereka-mereka yang biasa melakukan kezholiman diatas muka bumi. Karena
menurut mereka tidak akan ada pengadilan lagi. Bagaimana mungkin tulang
belulang itu bisa kembali.
Al-Qur'an sudah menjawab, dalam surat Al-Qiyamah (ayat 1 - 4), Allah
bersumpah demi hari kiamat demi jiwa yang lawwamah ayat (1 - 2). Jadi
Nafsu itu ada nafsu Amarah, ada nafsu Lawwamah dan ada nafsu
mutma'innah. Yang pertama adalah nafsu amarah yang selalu memerintahkan
kepada keburukan yang kedua nafsu lawwamah habis melakukan keburukan
dia dikecam, kenapa tadi bohong, kenapa tadi berdusta, tapi melakukan
lagi itu lawwamah, dia melakukan tapi dia mengecam. Setelah itu sampai
yang paling baik yaitu mutma'innah dia tenteram, dia selalu ingat kepada
Allah dia menjadi tenteram. Allah bersumpah demi hari kiamat, demi jiwa
tersebut. Sebagian Ulama ahli tafsir Al-Qur'an mengatakan kalau ada
kata-kata al-insan itu biasanya yang dimaksud manusia kafir. Apakah
manusia yang kafir tersebut, menyangka, mengira, meyakini kami tidak
mampu untuk mengumpulkan tulang belulangnya (ayat 3). Bahkan jangankan
tulang belulangnya , sidik jari, bahkan kami mampu mengembalikan sidik
jari tersebut (ayat 4). Sebagian ulama tafsir kontemporer mengatakan
sidik jari menjadi salah satu unsur membantu untuk mengungkap kriminal,
isyaratnya sudah datang dari Al-Qur�an dari ayat tersebut. Jangankan
tulang belulangnya, sidik jarinya kami mampu untuk mengembalikan dan
meratakan sebagaimana awalnya. Kita sebagian umat Islam percaya ada hari
akhir karena dengan percaya kepada hari akhir dunia akan menjadi
istiqomah, dunia akan lurus, kehidupan di dunia akan menjadi baik,
tetapi sebaliknya kalau tidak percaya dengan hari akhir dia akan
menjadikan dunia seperti Rimba, seperti hutan yang punya kekuatan tanpa
merasa berdosa menginjak-injak untuk mengambil hak dan ini yang terjadi
ditengah-tengah dunia saat ini.
Nabi Muhammad SAW mengaitkan hari akhir dengan hari sekarang, didalam haditsnya:
"
Siapa yang beriman kepada Allah dan percaya kepada hari akhir dia
dampaknya di dunia diikat dia akan menghormati tamunya, kemudian nabi
melanjutkan , siapa yang beriman kepada Allah dan percaya kepada hari
akhir hendaknya dia menyambung Silaturahmi. Kemudian Nabi Muhammad SAW
mengatakan siapa yang beriman kepada Allah dan percaya kepada hari akhir
hendaknya dia berkata yang baik atau diam "
Percaya kepada
hari akhir sangat menentukan kebaikan kita di hari sekarang, sehingga
jangan mengharap kalau orang tidak percaya dengan hari akhir dia bisa
mendapatkan dunia hasanah apalagi akhirah hasanah, yang tidak percaya
kepada hari akhir dia akan menjadikan kehidupan ini seperti main-main.
Dia tidak takut kepada Allah dan dia melanggar semua aturan dia,
menzhalimi dan dia menginjak-injak. Kepercayaan kepada hari akhir adalah
kata pasti yang tidak bisa diragukan lagi, hari akhir hari pengadilan
yang paling jujur. Namun apa perbedaannya pengadilan di akhirat dengan
pengadilan di dunia. Kalau di dunia hanya memberikan sangsi, sudahkan
jujur, yang diberikan hanya sangsi 15 th, 5 th dst. Kalau di akhirat
yang tidak kena hukuman akan mendapatkan hadiah, pengadilan di dunia
cuma membebaskan, tapi tidak memberikan hadiah. Apakah ada orang yang
selamat dari tuduhannya terus mendapatkan hadiah. Di akhirat itulah
ketika kita membaca Al-Qur'an Surat Attiin. Bukankah Allah yang paling
bijaksana dari semua yang bijaksana, sehingga apa yang kita lewati di
dunia, kalau kita baik kita akan mendapatkan ganjaran yang berlipat,
karena pahala dari sabar kita menghadapi semua godaan di dunia yang
penuh dengan rintangan, Na'uzu billah sebaliknya kalau yang salah dan
dia melakukan keburukan tersebut dia akan mendapatkan sangsi.
Ada seorang badui datang kepada Nabi Muhammad SAW. Badui itu simple,
apa adanya. Nabi Muhammad SAW sedang khutbah Jum'at " dia bertanya "
Kapan hari Kiamat ". Setelah selesai khutbah Jum'at Nabi SAW bertanya, "
Mana yang tadi bertanya " . Nabi SAW mengatakan : " yang ditanya dengan
yang bertanya sama-sama tidak tahu kapan Kiamat ". Lalu Nabi SAW
kembali bertanya : " apa yang kamu siapkan kalau Kiamat itu datang ",
dijawab : " Yang saya siapkan cinta kepada Allah, cinta kepada
Rasulullah ". Badui itu langsung pulang.
Ada lagi seorang badui
datang bertanya " yang mana Nabi Muhammad ", " Saya Nabi Muhammad "
jawab Nabi Muhammad SAW. " Wahai Rasulullah nasehati saya tapi yang
singkat " kata orang badui tersebut. Rasulullah SAW menjawab dengan ayat
:
" Siapa yang mengerjakan sekecil apapun dia akan melihat kebaikan,
siapa yang beramal keburukan sekecil apapun, keburukan dia juga akan
melihat ". ( Az-Zalzala ayat 7-8)
Kemudian si badui itu pulang mengucapkan terima kasih.